Kisah Nyata Anakku Bukan Anak Suamiku - Kisah ini dialami oleh teman saya, kejadian ini terjadi sekitar 5 tahun yang lalu. Saat itu teman saya sebut saja namanya Sobri pergi ke Jakarta untuk bekerja, setelah beberapa tahun bekerja di Jakarta Sobri memiliki seorang pacar tapi tidak begitu lama berpacaran, entah apa alasan mereka untuk putus. Beberapa tahun kemudian mereka bertemu lagi dan sang wanita sebut saja namanya Putri, Putri mengajak Sobri untuk menikah. Sobri tidak dapat memberikan jawaban apapun karena bingung. Akhirnya setelah Sobri mengutarakan keinginan mantan pacarnya yaitu Putri kepada kedua orang tuanya, kedua orang tua Sobri menyetujui Sobri untuk menikahi Putri.
Dalam satu kesempatan Sobri menyampaikan hasil pembicaraan antara dirinya dengan kedua orangtuanya dan mengatakan bahwa kedua orang tuanya tidak keberatan Sobri untuk menikah dengan Putri. Putri sangat senang mendengar pembicaraan Sobri hal ini terlihat dari senyum dibirnya. Begitu juga dengan Sobri sangat bahagia setelah melihat calon istrinya tersenyum dan bahagia. Dalam kesempatan tersebut Sobri mengatakan bahwa sebelum mereka menikah maka harus diadakan lamaran dahulu, Putri mengiyakan kepada Sobri. Putri meminta kepada Sobri untuk segera melamarnya dan jangan terlalu lama.
Hanya satu minggu setelah pertemuan tersebut mereka pulang kampung sesuai apa yang direncakan yaitu lamaran.
Acara lamaran dilakukan di rumah Putri, Sobri bersama kedua orang tua dan pamannya datang ke rumah Putri, Putri bersama keluarganya menyambut kedatangan Sobri dan keluarganya. Dalam kesempatan tersebut juga langsung ditentukan waktu pernikahannya, tadinya Sobri masih ingin agak lama menikahi Putri namun Putri mendesak untuk mempercepat pernikahan tersebut.
Satu minggu setelah acara lamaran, di rumah Putri ramai dengan orang-orang dan rumah Putri pun di hias. Oh ternyata hari ini adalah hari pernikahan Sobri dengan Putri. Pernikahan sobri dan Putri berjalan sesuai rencana. Malam harinya Putri terlihat gelisah, Sobri pun bertanya kepada Putri apa yang membuat Putri gelisah, namun putri tidak menjawab. Setelah beberapa kali ditanya oleh Sobri dengan perlahan putri berkata bahwa dirinya sedang datang bulan. Sobri terlihat sedikit kecewa, namun Putri menghibur Sobri dengan mengatakan bahwa dia datang bulannya tidak lama biasanya hanya dua atau tiga hari.
Satu minggu setelah menikah Sobri mulai bingung melihat tingkah laku Putri yang sering memakan buah-buahan yang rasanya masam, malahan pernah pada satu malam Putri menyuruh sobri untuk membeli mangga muda. Sobri pun membelikan mangga untuk Putri walaupun dengan rasa penasaran. Suatu hari ketika Sobri sedang sarapan pagi, Putri lari menuju Kamar Mandi dan kemudian terdengar Putri muntah-muntah. Sobri segera menghampiri istrinya dan memegang pundak istrinya, Sobri bertanya apa yang dirasakan oleh Putri sehingga Putri muntah-muntah. Putri mengatakan bahwa dia hanya masuk angin. Sobri mengajak putri ke dokter untuk diperiksa, namun Putri menolak, Sobri pun tidak bisa berbuat banyak atas penolakan istrinya.
Suatu malam Sobri sudah tidur lebih awal di banding Putri, Sobri kecapaian karena kerja dari pagi sampai sore. Putri sedang asyik menonton TV, tiba-tiba putri merasa mual dan ingin muntah, Putri segera menuju kamar mandi. Sobri yang sedang tidur mendengar istrinya muntah-muntah bangun dan langsung menuju kamar mandi, Sobri mengatakan kenapa lagi muntah-muntah, Putri tidak berkata dan kemudian keluar dari kamar mandi dengan nafas terengah-engah sambil mengelap mulut dengan tisu.
Sobri mengajak Putri untuk berobat ke dokter, namun lagi-lagi Putri menolaknya. Sobri mengajak Putri dengan sedikit kesal dan marah. Akhirnya Putri bersedia diperiksa ke dokter. Setelah dilakukan pemeriksaan pada Putri, akhirnya dokter memanggil Sobri yang berada di ruangan tunggu. Sobri menghampiri dokter, dokter berkata bahwa Putri sedang hamil. Sobri kaget bukan kepalang, kemudian Sobri bertanya kepada Putri, Putri hanya mengangguk pelan. Sobri bertanya kepada dokter tentang usia kehamilan Putri, dokter menjawab dua bulan. Sobri tambah bingung, karena Putri baru dua minggu dinikahi. Akhirnya Sobri mengajak Putri pulang dari rumah Sakit.
Sesampainya di rumah, Sobri bertanya kepada Putri tentang usia kehamilannya dan waktu nikahnya. Putri hanya menangis tidak memberikan jawaban apapun. Sobri tambah kesal kepada Putri, Sobri bertanya kembali kepada Putri tentang siapa yang menghamili dirinya. Putri menangis bertambah keras. Sobri kemudian bertanya dengan bentakan kepada Putri tentang siapa yang menghamilinya. Putri kemudian memeluk Sobri sambil berkata terbata-bata tentang siapa yang menghamilinya, Sobri sangat marah setelah mendengar apa yang Putri katakan. Putri mengatakan bahwa dirinya dihamili oleh pacarnya, tapi pacarnya itu kabur dan tidak diketahui alamatnya. Sobri langsung menangis dan mengatakan kenapa Putri mengajak menikah dengannya, Putri mengatakan bahwa Sobri adalah pacarnya yang paling baik. Akhirnya mereka resmi bercerai, Putri menyesal karena hamil tanpa suami. Sobri sekarang sudah menikah lagi dengan wanita lain.
Kejadian pada teman saya adalah kejadian yang bisa berbahaya dan merugikan pada laki-laki karena bisa memiliki keturunan yang bukan keturunannya. Wanita hamil diluar nikah adalah wanita yang tidak bisa menjaga kehormatannya, penyesalan akan dialami oleh wanita ini begitu pula dosa dan aib akan diterimanya. Hikmah dari kejadian yang menimpa teman saya adalah masalah pergaulan yang tidak bisa dibatasi. Seorang wanita dan laki-laki yang belum menikah jangan melakukan hubungan seksual. Laki-laki juga harus mengetahui tanda-tanda wanita yang masih virgin (perawan) juga wanita yang sedang hamil. Dalam kejadian tersebut Putri menyuap dokter yang memeriksa keperawanannya, sehingga Sobri tidak tahu kalau Putri sudah tidak perawan.
Tag :
Kisah Nyata
0 Komentar untuk "Kisah Nyata Anakku Bukan Anak Suamiku"
Silahkan tinggalkan komentar Anda, Terima kasih